Penyakit Hidrosefalus: Penyebab, Pengobatan, Pencegahan

Penyakit hidrosefalus

Apakah kamu pernah melihat anak kecil yang memiliki kepala yang besarnya tidak normal? Ya, Anak tersebut menderita penyakit Hidrosefalus, yaitu penumpukan cairan di rongga otak sehingga meningkatkan tekanan pada otak. Hidrosefalus membuat ukuran kepala bayi dan anak-anak membesar. Sementara pada orang dewasa, kondisi ini menimbulkan sakit kepala hebat.

Otak memproduksi cairan secara terus menerus lalu diserap oleh pembuluh darah. Memiliki fungsi yang sangat penting, yaitu melindungi otak dari cedera, menjaga tekanan pada otak, dan membuang limbah sisa metabolisme dari otak.

Kasus Hidrosefalus terjadi ketika produksi dan penyerapan cairan otak tidak berjalan seimbang. Meski lebih sering dialami oleh bayi, namun tidak menutup kemungkinan bisa menyerang orang yang berusia 60 tahun ke atas.

Penyebab Penyakit Hidrosefalus

Penyebab Hidrosefalus ketika terjadi ketidakseimbangan antara produksi dan penyerapan cairan di dalam otak, yang berakibat cairan di dalam otak terlalu banyak dan membuat peningkatan tekanan di dalam kepala. Ada beberapa faktor yang menyebabkan penyakit Hidrosefalus, yaitu:

  • Aliran cairan otak tersumbat
  • Produksi cairan otak yang lebih cepat dibanding penyerapannya
  • Adanya penyakit atau cedera otak, yang mempengaruhi penyerapan cairan otak

Umumnya Hidrosefalus terjadi pada bayi ketika proses persalinan atau beberapa saat setelah dilahirkan. Beberapa faktor yang mempengaruhi kondisi tersebut adalah:

  • Kelahiran prematur, lalu terjadi perdarahan di dalam otak
  • Penyumbatan cairan otak karena perkembangan otak dan tulang belakang yang tidak normal
  • Peradangan pada otak janin karena infeksi selama kehamilan yang dapat memicu penyakit rubella atau sifilis
  • Kelainan bawaan lahir yaitu sindrom Dandy-Walker

Berikut ini adalah faktor yang dapat meningkatkan risiko Hidrosefalus pada semua usia:

  • Tumor otak dan saraf tulang belakang
  • Perdarahan otak akibat cedera kepala atau stroke
  • Meningitis atau infeksi pada otak dan saraf tulang belakang
  • Terjadi benturan atau cedera kepala yang berdampak ke otak

Gejala Hidrosefalus

Pada bayi, Hidrosefalus ditandai dengan lingkar kepala yang membesar secara cepat, juga muncul benjolan yang terasa lunak di ubun-ubun kepala.

Selain perubahan ukuran kepala, gejala Hidrosefalus pada bayi ditandai dengan hal-hal berikut:

  • Bayi rewel
  • Cepat mengantuk
  • Enggan minum asi
  • Muntah
  • Pertumbuhan terhambat
  • Kejang

Berbeda dengan bayi, gejala Hidrosefalus pada anak-anak, dewasa, dan lansia, adalah:

  • Sakit pada kepala
  • Penurunan daya ingat dan konsentrasi
  • Mual muntah
  • Penglihatan terganggu
  • Gangguan pada koordinasi tubuh
  • Gangguan pada keseimbangan
  • Tidak bisa menahan buang air kecil
  • Pembesaran ukuran kepala

Jika tidak segera ditangani, Hidrosefalus dapat menyebabkan gangguan dalam perkembangan fisik dan intelektual anak. Sedangkan pada orang dewasa, dapat menyebabkan gejala menjadi permanen.

Kapan Harus ke Dokter?

Gejala- gejala di atas sudah bisa menjawab pertanyaan kapan harus ditangani oleh dokter. Juga dengan gejala berikut ini:

  • Bayi kesulitan menyusu atau makan
  • Sering muntah tanpa sebab
  • Menangis dengan suara yang melengking
  • Selalu berbaring dan tidak mau menggerakkan kepala
  • Bayi mengalami sesak napas
  • Bayi mengalami kejang

Pengobatan Hidrosefalus

Pengobatan yang bisa dilakukan pada penderita adalah dengan operasi. Operasi ini bertujuan untuk mengembalikan dan menjaga kadar cairan di dalam otak. Umumnya pada pasien penderita Hidrosefalus menggunakan metode operasi berikut ini:

1. Operasi Pemasangan Shunt

Metode pertama adalah Operasi VP shunt, yaitu dengan pemasangan selang khusus (shunt) di dalam kepala.

Operasi ini bertujuan untuk mengalirkan cairan dari otak ke bagian lain di tubuh yaitu rongga perut, agar mudah terserap ke dalam aliran darah.

Beberapa orang yang menderita Hidrosefalus memerlukan shunt seumur hidupnya. Maka pemeriksaan rutin perlu dilakukan guna memastikan shunt tetap bekerja dengan baik.

2. Endoscopic Third Ventriculostomy (ETV)

Metode ini dilakukan dengan membuat lubang baru di dalam rongga otak agar cairan di dalam otak bisa mengalir ke luar. Prosedur ETV biasanya dilakukan pada penderita Hidrosefalus yang disebabkan oleh penyumbatan di dalam rongga otak.

Pencegahan Hidrosefalus

Meskipun sulit untuk dicegah, tapi kamu bisa melakukan upaya berikut ini agar risiko Hidrosefalus bisa dihindari.

1. Safety Riding

Gunakan helm saat mengendarai motor dan sabuk pengaman saat mengendari mobil. Hal ini bisa mencegah jika nantinya terjadi kecelakaan, benturan yang terjadi tidak terlalu fatal.

2. Imunisasi secara Lengkap

Pencegahan Hidrosefalus yang sangat efektif pada ibu hamil dan bayi dengan pemberian imunisasi. Salah satu imunisasi yang harus dijalani adalah pemberian vaksin MMR yang berfungsi sebagai penangkal kemunculan penyakit demam campak, beguk, dan rubella.

Virus rubella adalah penyebab utama penyebaran penyakit ini. Oleh sebab itu, imunisasi sangat dianjurkan dalam melakukan pencegahan Hidrosefalus.

3. Melakukan Pemeriksaan Berkala

Ibu hamil sangat dianjurkan melakukan pemeriksaan kandungan secara rutin. Selain dapat memantau perkembangan janin, hal ini juga bertujuan untuk mengetahui adanya kelainan atau gangguan medis sedini mungkin pada janin.

Semakin cepat penyakit ini terdeteksi, maka penanganannya pun akan semakin cepat agar tidak muncul risiko yang fatal.

4. Memastikan Asupan Gizi yang Cukup dan Seimbang

Ibu hamil harus sehat dan berada dalam kondisi prima, maka dari itu asupan yang dikonsumsi juga harus bergizi. Keadaan ini akan menurunkan risiko bayi yang dilahirkan memiliki gangguan medis. Tak sedikit orang percaya bahwa penyebab Hidrosefalus karena faktor genetik, namun gaya hidup dan pola makan juga berpengaruh untuk menghindari risiko ini.

5. Menjaga Kebersihan Lingkungan Sekitar

Hidrosefalus dapat timbul akibat serangan virus, maka dari itu sebaiknya menjaga lingkungan agar tetap bersih. Selain itu, virus ini juga dapat menyebar dengan mudah melalui udara. Karena itu, kualitas udara yang kamu hirup pada saat hamil juga harus bersih.

6. Menjaga Bayi dari Cedera Kepala

Cedera kepala menjadi salah satu penyebab dari munculnya penyakit Hidrosefalus pada bayi. Maka dari itu, para orang tua wajib menjaga dengan memberi pengamanan yang baik.

Demikan penjelasan mengenai penyakit Hidrosefalus. Mencegah lebih baik daripada mengobati. Pencegahan yang sudah dijelaskan di atas bisa kamu jalani untuk menghindari risiko ini terjadi padamu atau orang sekitarmu. Semoga bermanfaat!