Daddy Issues Adalah: Mengenal Daddy Issues dan Ciri-ciri Penderitanya. Apakah Kamu Termasuk Salah Satunya?

daddy issues adalah

Ketika seseorang tumbuh tanpa kasih sayang dari seorang ayah, ia akan kesulitan untuk mendapatkan rasa aman dalam hubungannya ketika tumbuh dewasa. Kondisi ini dikenal dengan istilah Daddy Issues. Daddy Issues adalah kondisi seseorang yang memiliki hubungan tidak sehat atau tidak merasakan kehadiran sosok ayah dalam hidupnya.

Lalu ketika dewasa, ia ingin menemukan sosok ayah dalam diri pasangannya. Hal ini bukan tergolong sebagai masalah kesehatan mental, namun kondisi ini memerlukan penanganan apabila memberi pengaruh buruk pada fisik, psikologis, dan aktivitas penderitanya.

8 Ciri Orang dengan Daddy Issues

Tanda-tanda orang yang menderita Daddy Issues bisa dilihat cukup jelas, tepatnya saat ia memilih pasangan dan menjalin hubungan. Ini adalah 8 tanda seseorang memiliki Daddy Issues:

1. Tertarik pada pria lebih tua

Ciri pertama adalah tertarik pada pria yang usianya jauh lebih tua. Wanita yang tumbuh tanpa kasih sayang dari seorang ayah, secara tidak sadar akan mencari pasangan yang bisa menyayangi dan memanjakan ia selayaknya seorang ayah.

Ia akan mencari pria dan menjalin hubungan dengan orang yang bisa memberikan kasih sayang yang tidak ia rasakan sewaktu kecil. Karena alasan inilah, orang yang mengalami Daddy Issues menyukai laki-laki yang lebih tua, mapan, dan penyayang layaknya seorang ayah terhadap anaknya.

2.Posesif dan terlalu bergantung pada pasangan

Seseorang dengan Daddy Issues akan terus menerus merasa cemas bila ditinggalkan pasangannya. Hal ini membuat ia menjadi posesif, protektif, dan sangat bergantung pada pasangan.

Kecemasan ini muncul akibat dari hubungan masa kecil yang tidak baik dengan orang tua, terutama ayah. Orang ini mudah tersinggung dan khawatir yang membuat ia sering membuka handphone pasangan karena khawatir akan perselingkuhan. Rasa cemas yang berlebihan ini yang akan menghancurkan hubungannya sendiri.

3. Selalu membutuhkan kepastian dari pasangan

Ciri berikutnya adalah, selalu tidak merasa nyaman dengan hubungan yang dijalani. Ia selalu mencari kepastian akan perasaan pasangan terhadapnya.

Sikap ini membuat pasangannya tidak nyaman terlebih jika terlalu bergantung dan tidak memberikan kebebasan pada pasangan. Kondisi ini akan membuat ia menjadi trauma akan ditinggal pergi oleh orang yang disayang.

4. Menyukai pasangan yang abusif

Selanjutnya ciri orang dengan Daddy Issues cenderung tertarik dengan pasangan yang abusif atau berperilaku kasar. Terlihat menyeramkan, ya!

Namun ini punya tujuan sendiri yaitu didasari oleh keinginan memperbaiki hubungan yang buruk dengan sang ayah, sehingga ia lebih tertarik dengan laki-laki yang berperilaku abusif karena memiliki sifat yang mirip seorang ayah terhadap anaknya.

5. Memberikan kesan seperti kecanduan seks

Orang dengan Daddy Issues akan merasa dicintai ketika sedang berhubungan seksual dengan pasangannya, ini yang membuat ia kecanduan seks. Ia merasa harga dirinya seolah-olah tergantung pada faktor seksual.

Pada kasus lain, penderita akan menggunakan seks untuk membuat orang lain mencintai dirinya. Padalah cara ini tidak selalu berdasarkan cinta namun hanya menyakiti diri sendiri.

6. Ciri Daddy Issues: Takut sendiri

Orang-orang ini biasanya takut sendirian, sehingga mereka cenderung bertahan dalam hubungan yang toxic dibanding harus hidup sendiri.

Hal ini disebabkan karena orang-orang yang mengalami Daddy Issues akan memiliki attachment issue yang membuat hidup mereka bergantung pada orang lain.

7. Ciri Daddy Issues: Mudah cemburu

Lantaran merasa kurang percaya diri, orang-orang ini menjadi mudah cemburu hingga over protective.

Mereka akan mudah merasa insecure dengan apa yang telah mereka miliki yang merupakan tanda dari adanya attachment issue.

8. Sadar akan kurangnya figur ayah

Tanda lainnya adalah adanya kesadaran bahwa kekurangan figur seorang ayah. Orang-orang ini biasanya mengalami banyak trauma masa kecil karena kurangnya figur seorang ayah baik secara emosional maupun fisik. Keadaan ini cenderung mengalami Daddy Issues menjadi lebih besar.

Cara Mengatasi

Karena berhadapan dengan memori masa lalu yang sulit dihilangkan, Daddy Issues terlihat sukar untuk diatasi. Namun dilansir dari The Verywell Mind, ada cara mengatasi permasalahan ini, yaitu:

1. Mengenali

Meski pada awalnya seseorang dengan Daddy Issues sulit menerima keadaan di masa lalu hingga menjadikan trauma yang membuat ia merasa tidak berharga, tidak dicintai, dan tidak diinginkan keberadaannya. Namun ia harus memulai untuk menerima dirinya yang sekarang dan membiarkan apapun yang sudah terjadi di masa lampau.

Setelah bisa menerima trauma tersebut, yakinkan diri untuk bisa membedakan antara masa lalu dengan yang sudah dijalaninya saat ini. Dan trauma masa lalu tidak akan berpengaruh buruk bagi hubungannya yang sekarang.

2. Meratapi

Manusia diberikan kesempatan merasakan banyak emosi yang datang dari berbagai hal, termasuk hubungan dengan sang ayah di masa lalu. Seseorang yang sudah bisa menerima traumanya tersebut akan bisa menyembuhkan diri dengan merasakan kesedihan dan amarah.

Cara ini efektif untuk meluapkan perasaan yang dahulu tidak pernah terlampiaskan. Cara ini juga upaya memenuhi kebutuhan psikologis yang tidak dapat dipenuhi pada masa lalu.

3. Mempelajari

Cara terakhir adalah mempelajari dan mengganti keyakinan yang terbentuk selama masa kanak-kanak dengan keyakinan yang baru dan lebih sehat. Harus sadar bahwa ketika menjalin hubungan dengan seseorang tidak boleh takut untuk mengevaluasi segala hal yang terjadi dalam hubungan tersebut.

Seseorang dengan Daddy Issues dapat mulai belajar untuk terhubungan dengan pasangan yang diinginkan dengan versi yang lebih ideal setelah mengakui hal-hal di masa lalu. Tentunya ini akan menyelamatkan agar orang tersebut tidak selalu terjerumus dengan kepercayaannya yang lama.

Demikian penjelasan tentang Daddy Issues. Mengenal dan mempelajari ciri Daddy Issues adalah hal penting. Jika kamu merasakan salah satu ciri di atas, sebaiknya kamu mencari teman diskusi untuk mencari solusi agar hal ini tidak berkepanjangan dan berdampak buruk.