Kanker serviks atau kanker rahim merupakan salah satu penyakit yang banyak terjadi di Indonesia. Maka dari itu penting untuk mengenali gejala kanker rahim yang timbul sejak dini. Karena semakin cepat dikenali tanda-tandanya, maka pengobatan juga bisa dilakukan sedini mungkin agar tidak memperburuk keadaan.
Kanker serviks memang kerap terjadi pada wanita, namun wanita yang sering berganti pasangan seksual, memiliki sistem kekebalan tubuh yang lemah, atau mengonsumsi pil KB dalam jangka panjang akan lebih rentan mengalami kanker ini.
Apa Itu Kanker Rahim?
Sebelum membahas lebih jauh, mari kenali pengertian kanker rahim. Kanker rahim adalah kanker yang bermula pada sel-sel endometrium atau dinding rahim. DInding rahim merupakan organ tempat berkembangnya janin saat hamil.
Meskipun lebih sering ditemukan pada perempuan, tapi dilansir dari situs resmi Pusat Fertilitas Bocah Indonesia menyebutkan bahwa perempuan dengan kanker rahim tetap bisa memiliki keturunan bila memenuhi kriteria tertentu.
Kanker ini bisa dicegah dengan cara menerapkan gaya hidup sehat, khususnya melalui pengaturan pola makan dan rutin berolahraga.
Gejala Kanker Rahim
Gejala yang sering terjadi adalah perdarahan abnormal dari vagina. Pada wanita yang masih menstruasi, perdarahan abnormal dikatakan ketika perdarahan menstruasi lebih banyak dengan periode yang lebih lama.
Sedangkan untuk wanita yang sudah menopause, perdarahan abnormal terjadi ketika vagina mengeluarkan darah meskipun sedikit.
Ciri-Ciri
Kenali ciri-ciri kanker rahim agar bisa segera dilakukan tindak lanjut.
1. Perdarahan vagina yang tidak normal
Ciri pertama adalah perdarahan yang tidak normal pada vagina. Dikatakan tidak normal ketika perdarahan menstruasi lebih banyak atau lebih sedikit dari biasanya.
Perdarahan juga dapat terjadi di antara periode menstruasi, pada wanita yang sudah menopause, atau saat sedang berhubungan intim.
2. Keputihan yang tidak biasa
Ciri yang kedua adalah keputihan yang tidak normal. Kondisi ini terjadi jika terdapat perubahan warna, memiliki aroma tidak sedap, serta terjadi perubahan tekstur dan konsistensi cairan vagina.
Meskipun tidak melulu mengacu ke gejala kanker rahim, namun berkonsultasi dengan dokter adalah langkah paling tepat.
3. Nyeri saat berhubungan intim
Jika sudah memasuki stadium lanjut, tanda yang muncul lebih beragam, salah satunya adalah nyeri panggul saat berhubungan intim.
Nyeri ini menimbulkan rasa tidak nyaman saat melakukan hubungan intim. Jika kamu merasakan keluhan ini, segera konsultasikan ke dokter, ya!
4. Frekuensi buang air kecil meningkat
Gejala berikutnya bisa dilihat dari tidak bisa menahan buang air kecil, terlebih terasa sakit saat buang air kecil. Kondisi ini terjadi karena sel kanker tumbuh mengelilingi leher rahim, lalu menyebar hingga ke kandung kemih.
5. Pembengkakan di salah satu tungkai
Kondisi ini terjadi pada stadium lanjut, yaitu ketika benjolan akibat kanker menekan pembuluh darah di panggul, sehingga menghambat sirkulasi darah ke tungkai. Mengakibatkan penimbunan cairan yang membuat tungkai menjadi bengkak.
6. Bercak darah di urine
Perhatikan ketika sedang buang air keciil, jika urine bercampur darah, segera konsultasikan ke dokter. Karena kondisi ini bisa mengacu ke gejala kanker rahim.
7. Keluar urine atau fases dari vagina
Karena kanker rahim dapat mempengaruhi fungsi vagina, maka yang terjadi saat stadium lanjut adalah keboncoran urine atau keluarnya tinja dari vagina.
Hal ini terjadi karena terbentuknya fistula antara vagina dan saluran kemih atau fistula ani antara vagina dan anus, sehingga urine dan fases dapat melewati vagina.
Penyebab Kanker Rahim
Hingga kini, belum diketahui pasti penyebab kanker rahim. Namun, ada beberapa faktor yang bisa meningkatkan risiko terjadi kondisi ini, seperti:
- Usia. Kasus kanker rahim sebagian besar ditemukan pada perempuan pascamenopause dan berada di pertengahan usia 60-an.
- Kadar hormon estrogen dan progesteron. Ketika kadar estrogen melebihi progesteron, maka dinding rahim mengalami penebalan. Kondisi ini juga ditemukan pada wanita yang menstruasinya tidak teratur, atau sedang dalam masa perimenopause dan menopause. Bisa juga terjadi pada wanita dengan sindrom ovarium polikistik (PCOS) atau yang mengonsumsi hormon estrogen untuk mengobati gejala menopause.
- Durasi menstruasi yang lebih panjang. Ketika sebelum usia 12 tahun sudah mengalami menstruasi atau mengalami menopause di usia yang lebih tua, akan meningkatkan risiko kanker rahim karena semakin lama rahim terpapar dengan estrogen.
- Belum pernah hamil.
- Menjalani pengobatan kanker payudara dengan mengonsumsi obat tamoxifen.
- Berat badan yang berlebih, karena berat badan berlebih berhubungan dengan kadar hormon estrogen yang lebih tinggi.
- Faktor genetik seperti sindrom Lynch. Yaitu penyakit keturunan yang meningkatkan risiko kanker usus besar, kanker ovarium, kanker rahim, dan kanker lainnya.
Pengobatan Kanker Rahim
Agar kanker rahim tidak menyebar ke organ lain, ada baiknya melakukan pengobatan di bawah ini:
1. Operasi
Merupakan pilihan utama pengobatan kanker rahim. Operasi dibagi menjadi 3 jenis tergantung dari bagian rahim mana yang diangkat, yaitu:
- Histerektomi (pengangkatan rahim).
- Bilateral salpingo-oophorectomy (pengangkatan rahim, tuba falopi, dan kedua ovarium).
- Diseksi kelenjar limfa (pengangkatan rahim dan kelenjar limfa di sekitarnya).
Pengobatan ini memiliki efek samping yaitu perdarahan, infeksi, atau masalah kesuburan.
2. Kemoterapi
Cara kedua yaitu kemoterapi, dengan menggunakan obat-obatan yang bisa membunuh sel kanker sekaligus mengecilkan ukuran tumor.
Untuk mengobati kanker jenis ini, obat yang umum digunakan adalah:
- Paclitaxel(Taxol®)
- Ccarboplatin
- Doxorubicin(Adriamycin®)
- Liposomal doxorubicin (Doxil®)
- Cisplatin
- Docetaxel(Taxotere®)
Pengobatan ini memiliki efek samping yaitu rambut rontok, mual, muntah, dan diare, serta tubuh kelelahan.
3. Terapi radiasi (radioterapi)
Selain 2 cara di atas, cara lain yang biasanya ditempuh adalah radioterapi. Pengobatan ini dilakukan dengan mengandalkan sinar radiasi untuk membunuh sel kanker dalam tubuh.
Pengobatan ini juga memiliki efek samping yaitu masalah kulit, tubuh kelelahan, dan mual serta muntah.
Cara Mencegah Penyakit Kanker Rahim
Berikut ini cara mencegah penyakit kanker rahim yang bisa kamu lakukan.
Jaga berat badan tetap ideal
Untuk menurunkan risiko kanker rahim bisa dilakukan dengan menjaga pola makan, seperti meningkatkan asupan bayam, kembang kol, brokoli, tomat, buah pepaya dan jeruk. Seimbangkan juga dengan olahraga rutin.
Lakukan pengobatan pada gangguan endometrium
Jika memiliki masalah endometrium, sebaiknya segera periksakan kondisi tersebut dan ikuti pengobatan yang direkomendasikan dokter agar tidak semakin parah dan memicu kanker.
Lakukan perawatan dokter untuk Lynch syndrome
Orang yang memiliki sindrom ini berisiko tinggi terkena kanker, agar risikonya tidak bertambah besar maka butuh perawatan dan pengawasan dokter.
Demikian penjelasan tentang kanker rahim yang perlu kamu ketahui. Sekarang kamu sudah paham gejala kanker rahim, ciri-ciri, dan penyebabnya. Maka, kamu lebih bisa menghindari dan menjaga diri dari risiko penyakit mematikan ini. Semoga bermanfaat dan tetaplah sehat!